Jumat, 06 November 2009

Padam

Saat kau pudarkan diriku
Sudah ingin kukuburkan tentangmu
Namun kau mampu
Datang tanpa pesanmu

Masih bisa kupaksakan diriku
Walau hanya merenggut bayangmu
Namun kau mampu
Pergi tanpa pamitmu

Bisa semudah itu kau terangi asaku
Bisa secepat itu kau matikan rasaku

Aku yang telah berkelana mengikuti waktumu
Usai pencarian arti hidupku
Kurela lenyap dalam sekejap
Karena lebih baik aku padam daripada pudar

Puisi ini pernah dimuat Majalah SMA saya... tahun 2006. Wah, sudah lama sekali rupanya. Inspirasinya didapat waktu mendengar siaran I-Radio. Ada pendengar yang memberikan SMS (lupa siaran apa waktu itu), lalu dibacakan oleh penyiar, "Lebih baik aku padam daripada pudar". 

Ceritanya sendiri tentang seseorang yang merasa hubungan dengan kekasihnya tak dapat dilanjutkan lagi karena ia melihat hubungannya maju-mundur... Dan akhirnya ia memilih untuk padam (hilang tak berbekas) daripada dibuat pudar