Hanya sebuah tulisan
Yang kurangkai dalam… kesunyian
Bait demi bait kurajut
Mengungkap benang pikiran
Benang kusut…
Pikiran hanyut…
Terbawa ke sebuah pulau
Tanpa penghuni
Aku takut, aku galau
Butuh teman menemani
Kesunyian…
Tak kuasa aku di sana…
Lepaskan…
Bebaskan…
Ramaikan…
Tercipta di kala malam di kala hatiku tertimpa kesunyian
Puisi adalah sebuah tarian kata di mana imaji Anda menjadi panggungnya dan hati Anda menjadi iramanya
Rabu, 14 April 2010
Kamis, 01 April 2010
Merenda Hati
Sendiri aku dalam diam
Berkawan dengan dinginnya malam
Tanpa bintang tanpa rembulan
Hanya pekat…
Di belakang hari pernah tersimpan sejuta kenangan
Indah tapi hanya sepintas
Ceria tapi dibalut luka
Hati seorang perawan
Bening layaknya gelas kaca
Sungguh tega kau hempaskan
Pecah!
Suara hati ini menjerit!
Kau tinggalkan semua tanpa arti
Beling yang tersisa menggoreskan perih
Kian pedih kian sedih aku merintih
Memungut sisa-sisa yang telah kau buang
Cinta tak bisa lagi ku rasa
Karena rasa di hati telah binasa
Ku menangis tertatih
Lambat waktu berganti
Kapankah ini akan berhenti?
Biarlah pecahan ini ku bawa sendiri
Untuk merangkainya…
Membingkainya…
Merenda hati yang telah kau cabik ini
Puisi ini direquest oleh teman perempuan SMA saya berinisal L. Suatu ketika dia meminta utk dibuatkan puisi patah hati. Agak bingung juga membuatnya karena belum pernah merasakan patah hati. Akhirnya, inspirasi dan moodnya didapat setelah mendengarkan lagu Naff - Terendap Laraku. Berkat lagu itu, puisi ini hadir.
Berkawan dengan dinginnya malam
Tanpa bintang tanpa rembulan
Hanya pekat…
Di belakang hari pernah tersimpan sejuta kenangan
Indah tapi hanya sepintas
Ceria tapi dibalut luka
Hati seorang perawan
Bening layaknya gelas kaca
Sungguh tega kau hempaskan
Pecah!
Suara hati ini menjerit!
Kau tinggalkan semua tanpa arti
Beling yang tersisa menggoreskan perih
Kian pedih kian sedih aku merintih
Memungut sisa-sisa yang telah kau buang
Cinta tak bisa lagi ku rasa
Karena rasa di hati telah binasa
Ku menangis tertatih
Lambat waktu berganti
Kapankah ini akan berhenti?
Biarlah pecahan ini ku bawa sendiri
Untuk merangkainya…
Membingkainya…
Merenda hati yang telah kau cabik ini
Puisi ini direquest oleh teman perempuan SMA saya berinisal L. Suatu ketika dia meminta utk dibuatkan puisi patah hati. Agak bingung juga membuatnya karena belum pernah merasakan patah hati. Akhirnya, inspirasi dan moodnya didapat setelah mendengarkan lagu Naff - Terendap Laraku. Berkat lagu itu, puisi ini hadir.
Langganan:
Postingan (Atom)