Kamis, 13 November 2008

Ibu

Padamu pernah ku berutang
Sebuah utang yang tak terlunasi
Karena belum sekali pun ku temukan
Berapa besar nilainya

Bagaikan seorang pahlawan
Engkau mengorbankan jiwa dan raga
Duka dan luka engkau lawan
Berjuang dengan seluruh tenaga
Demi mendengar si kecil ini tertawa
Demi melihat si kecil ini bersendawa

Saat ku belum mengenal Tuhan
Hanya padamu tempat ku bertahan
Dari darahmu yang ku isap
Ku dapatkan tenaga tuk hidup
Dari kasihmu yang ku resap
Ku dapatkan bekal tuk hidup

Tak terhitung makian yang kucecar
Tetap kau tabah, tetap kau bersabar
Hatimu yang galau dan gusar
Saat ku berada di jalan yang tak benar
Harapan dan doamu yang besar
Melihatku tumbuh besar
Menjadi orang yang besar

Bahagia yang kau renggut
Saat asaku mewujud
Tapi tertegun aku memandangmu
Saat tangan itu yang pernah menggendongku
Kini telah melemah dan merapuh

Aku dan kau
Tidak pernah terikat perjanjian
Dulu engkau merawatku
Kelak aku harus merawatmu

Selasa, 11 November 2008

Bahagianya

Di dalam hidup ini
Sebenarnya masih ada
Satu kisah cinta yang sungguh abadi
Bukan sebuah khayalan
Fantasi dalam tidurku
Dua remaja yang bercinta, berjuta rasa

Oh, bahagia tubuh dan jiwa
Menatap indahnya dunia
Bidadariku, tuntunlah jalan
Terangi malam, buyarkan gelap
Kilau cintaku bersama duniaku

Pandangi langit biru
Bersamamu dengan bunga
Membawa warna keindahan dalam hidupku

Memang selalu ada hitam dan putih
Tak mungkin terhapuskan
Warnai lembaran hitam dan putih
Dengan keelokkan cinta

Sungguh agung kasihmu…
Menghiasi esok hari nan suci

Senin, 10 November 2008

Rumahku

Rumahku, tempat tinggalku
Tempatku dibesarkan
Tempatku diajarkan

Walau cuma pagar di halaman
Walau cuma mawar dari taman
Jelek-jelek begitu rumahku

Rumah adalah istanaku
Tempat teraman
Tempat ternyaman

* Puisi yang dibuat untuk memenuhi tugas BI sewaktu saya masih kelas 1 SMA. Ibu Endah, guru BI saya saat itu memberikan nilai A plus. Kasih tepuk tangannya dong, hehe, bangga banget sih gue \(^^)/