Padamu pernah ku berutang
Sebuah utang yang tak terlunasi
Karena belum sekali pun ku temukan
Berapa besar nilainya
Bagaikan seorang pahlawan
Engkau mengorbankan jiwa dan raga
Duka dan luka engkau lawan
Berjuang dengan seluruh tenaga
Demi mendengar si kecil ini tertawa
Demi melihat si kecil ini bersendawa
Saat ku belum mengenal Tuhan
Hanya padamu tempat ku bertahan
Dari darahmu yang ku isap
Ku dapatkan tenaga tuk hidup
Dari kasihmu yang ku resap
Ku dapatkan bekal tuk hidup
Tak terhitung makian yang kucecar
Tetap kau tabah, tetap kau bersabar
Hatimu yang galau dan gusar
Saat ku berada di jalan yang tak benar
Harapan dan doamu yang besar
Melihatku tumbuh besar
Menjadi orang yang besar
Bahagia yang kau renggut
Saat asaku mewujud
Tapi tertegun aku memandangmu
Saat tangan itu yang pernah menggendongku
Kini telah melemah dan merapuh
Aku dan kau
Tidak pernah terikat perjanjian
Dulu engkau merawatku
Kelak aku harus merawatmu
Puisi adalah sebuah tarian kata di mana imaji Anda menjadi panggungnya dan hati Anda menjadi iramanya
Kamis, 13 November 2008
Selasa, 11 November 2008
Bahagianya
Di dalam hidup ini
Sebenarnya masih ada
Satu kisah cinta yang sungguh abadi
Bukan sebuah khayalan
Fantasi dalam tidurku
Dua remaja yang bercinta, berjuta rasa
Oh, bahagia tubuh dan jiwa
Menatap indahnya dunia
Bidadariku, tuntunlah jalan
Terangi malam, buyarkan gelap
Kilau cintaku bersama duniaku
Pandangi langit biru
Bersamamu dengan bunga
Membawa warna keindahan dalam hidupku
Memang selalu ada hitam dan putih
Tak mungkin terhapuskan
Warnai lembaran hitam dan putih
Dengan keelokkan cinta
Sungguh agung kasihmu…
Menghiasi esok hari nan suci
Sebenarnya masih ada
Satu kisah cinta yang sungguh abadi
Bukan sebuah khayalan
Fantasi dalam tidurku
Dua remaja yang bercinta, berjuta rasa
Oh, bahagia tubuh dan jiwa
Menatap indahnya dunia
Bidadariku, tuntunlah jalan
Terangi malam, buyarkan gelap
Kilau cintaku bersama duniaku
Pandangi langit biru
Bersamamu dengan bunga
Membawa warna keindahan dalam hidupku
Memang selalu ada hitam dan putih
Tak mungkin terhapuskan
Warnai lembaran hitam dan putih
Dengan keelokkan cinta
Sungguh agung kasihmu…
Menghiasi esok hari nan suci
Senin, 10 November 2008
Rumahku
Rumahku, tempat tinggalku
Tempatku dibesarkan
Tempatku diajarkan
Walau cuma pagar di halaman
Walau cuma mawar dari taman
Jelek-jelek begitu rumahku
Rumah adalah istanaku
Tempat teraman
Tempat ternyaman
* Puisi yang dibuat untuk memenuhi tugas BI sewaktu saya masih kelas 1 SMA. Ibu Endah, guru BI saya saat itu memberikan nilai A plus. Kasih tepuk tangannya dong, hehe, bangga banget sih gue \(^^)/
Tempatku dibesarkan
Tempatku diajarkan
Walau cuma pagar di halaman
Walau cuma mawar dari taman
Jelek-jelek begitu rumahku
Rumah adalah istanaku
Tempat teraman
Tempat ternyaman
* Puisi yang dibuat untuk memenuhi tugas BI sewaktu saya masih kelas 1 SMA. Ibu Endah, guru BI saya saat itu memberikan nilai A plus. Kasih tepuk tangannya dong, hehe, bangga banget sih gue \(^^)/
Langganan:
Postingan (Atom)