Jiwa itu raga yang halus
Tak terbaca, tak terlihat, tak mudah kumengerti
Yang gampang terombang-ambing oleh arus
Tapi kuyakin psikologi bantu pahami itu
Sahabat psikologiku,
Masa lalu itu terkadang menyakitkan, biarkan berlalu
Kita harus lebih kuat daripada mereka
Yang senyumnya hampir hilang dan terluka
Jadilah harapan bagi semua
Dan leburlah ke dalam rasa cinta
Anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua
Semuanya butuh uluran tangan kita
Pancarkan kebahagiaan keluar
Buat dirimu bagai mercu suar
Bagi yang perlu arah dan bimbingan
Tuhan Mahatahu… Dia pasti kan balas kebaikanmu
Sahabat psikologiku,
Kitalah perawat jiwa-jiwa yang rapuh
Kita bentuk mereka supaya tangguh
Hadapi jalan yang tajam dan berliku
Mari belajar mengerti lalu berempati
Masalah mereka juga masalah kita
Mengabdi untuk sesama setulus hati
Dengan psikologi wujudkan dunia yang lebih indah
Sebuah puisi untuk mengilhami insan psikologi Indonesia. Puisi ini pernah dijadikan sebagai tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Psikologi Pengembangan Kreativitas, dan syukurlah dapat nilai A. Puisi yang dicantumkan di blog ini sedikit mengalami revisi beberapa kata dari puisi aslinya.
Puisi adalah sebuah tarian kata di mana imaji Anda menjadi panggungnya dan hati Anda menjadi iramanya
Minggu, 26 Juni 2011
Sabtu, 05 Maret 2011
Rupanya Ku Salah
Senyumnya yang selalu bicara
Seakan dia memiliki ungkapan
Bahwa dia sanggup melipur lara
Kukira itu sebuah harapan
Bagaikan seekor burung dara
Dia mengirimiku kartu ucapan
Bagaimana hati tak bergelora
Kukira terbit sebuah harapan
Terbang tinggi ku di atas awan-awan
Ingin ku sambut dia, sang perawan
Namun di sana seorang pangeran
Telah menjadi hati sandaran
Untuk dia...
Harapan hanya tinggal harapan
Ungkapan dan kartu ucapan
Hanyalah mimpi yang dipaksakan
Mentari pagi yang hangat bersinar
Ku sangka selama ini ku benar
Menilai perasaanku sendiri
Bulan di malam yang gelisah
Rupanya memang ku salah
Ku salah mengartikan perasaanku
Seakan dia memiliki ungkapan
Bahwa dia sanggup melipur lara
Kukira itu sebuah harapan
Bagaikan seekor burung dara
Dia mengirimiku kartu ucapan
Bagaimana hati tak bergelora
Kukira terbit sebuah harapan
Terbang tinggi ku di atas awan-awan
Ingin ku sambut dia, sang perawan
Namun di sana seorang pangeran
Telah menjadi hati sandaran
Untuk dia...
Harapan hanya tinggal harapan
Ungkapan dan kartu ucapan
Hanyalah mimpi yang dipaksakan
Mentari pagi yang hangat bersinar
Ku sangka selama ini ku benar
Menilai perasaanku sendiri
Bulan di malam yang gelisah
Rupanya memang ku salah
Ku salah mengartikan perasaanku
Langganan:
Postingan (Atom)